Haloh kawan-kawan pembaca blog gue yang semuanya cakep, dan kawan-kawan pembeli buku gue yang semuanya lebih cakep.
Kembali gue mau sharing di blog gue ini berkat sebuah pengalaman menyebalkan beberapa hari yang lalu. Jadi awalnya hari itu gue lagi sibuk banget nangkep-nangkepin Pokemon di Nintendo. Terus hape gue berdering. Ternyata gue ditelpon temen zaman STM dulu. Namanya..... Supri.
Berikut kira-kira transkrip obrolan gue sama Supri:
Gue: Halo.
Supri: Alit! Alit! Wah.. Sudah jadi penulis buku nih ya!
Gue: Alhamdulillah, Pri.. Berkat doa kalian.
Supri: Haha! Gak pernah berubah lo ya! Eh.. Gue lagi di Jakarta nih! Ketemuan yuk! Kangen.
Gue: Eh? O.. Oke.
Awalnya gue agak ragu karena setau gue, Supri pas STM tuh orangnya berandal banget. Dulu dia suka ngintipin isi rok guru pake cermin yang dia tempel di sepatu. Gue takut kalo-kalo nanti pas gue ketemu sama Supri, dia juga bakal bawa cermin di kakinya buat ngintipin isi rok gue. Tapi Alhamdulillah gue inget kalo gue ternyata cowok.
Berbekal dengan keyakinan bahwa Supri sekarang sudah dewasa, pastinya Supri nggak bakal nakal kayak dulu. Gue pun menyanggupi ajakan dia buat ketemuan. Dan di hari yang sudah ditentukan, gue pun ketemuan sama Supri. Waktu gue dateng, gue agak telat karena Jakarta memang sering macet. Kita janjian pukul 9 pagi, gue dateng pukul 8 malam. Tapi syukurlah, Supri masih menunggu gue di Cafe sekitaran Kemang itu.
Begitu gue dateng, Supri terlihat sumringah. Dia langsung antusias melukin gue sambil sesekali menjilat telinga gue. Gue jadi agak canggung sekaligus seneng. Mungkin kita sama-sama saling merindu. Soalnya sudah nyaris 10 tahun nggak ketemu. Kami pun mengobrol panjang lebar dan tertawa-tawa saat membahas kehidupan zaman STM dulu. Sampai akhirnya kami membahas tentang kehidupan masa kini.
"Jadi, penghasilan sebagai penulis buku gimana? Cukup banyak dong ya?" Supri bertanya sambil menyandarkan tubuhnya di kursi.
Gue menjawab dengan malu-malu, "Halah.. Cukup buat hidup deh. Nggak gede banget juga lah."
"Terus, masih mau nulis terus?"
"Masih lah.. Gue masih bakal nulis sampe nggak bisa ngetik lagi pokoknya." Jawab gue antusias.
"Hmm.. Kalo gitu, duitnya nggak bakal cukup dong kalo kelak lo punya anak-bini. Kalo sekarang aja cuma cukup buat hidup sendiri." Supri kembali menimpali jawaban gue sambil mengaduk-aduk kotoran ayam di lantai yang entah gimana caranya bisa tergeletak di situ.
"Yah, nanti sambil ikhtiar lah.. Ini kan gue juga masih sambil kerja kantoran." Jawab gue pasrah.
"Nah itu! Kerja kantoran itu ngebosenin sob! Gue nggak kerja kantoran loh! Tapi soal gaji, boleh diadu!"
"He?" Gue bingung sama jawaban Supri.
"Iya, gue sekarang nggak kerja kantoran, tapi gue punya bisnis yang prospeknya gede!" Jawab Supri.
"Bisnis apaan?" Gue penasaran. Jangan-jangan Supri ikut sindikat penjual organ tubuh Anoa.
"Nah.. Ini gue ngajak ketemuan elo buat bantuin elo! Biar penghasilan lo per bulan bisa puluhan juta kayak gue!" Supri tampak semangat sekali saat menjelaskan soal gajinya. Dia sampai berdiri di kursi, dan membuat orang-orang di sekitar kami memperhatikannya.
Gue ikut antusias mendengar kalimat Supri itu, "Bisnis apa sih? Gue penasaran!"
"Gini.. Gue mau ngajak elo bisnis MLM." Jawab Supri.
"Oh.. MLM ya? Produknya apa?" Gue nggak alergi sama kata MLM, karena setau gue MLM itu bisnis sehat, tapi kadang ada oknum yang mengatasnamakan MLM untuk bisnis yang sebenarnya bukan MLM.
"Nggak perlu lo pikirin produknya apa. Yang penting elo bisa ngerekrut orang sebanyak-banyaknya, dan jadikan mereka downline lo. Dengan begitu, duit lah yang bakal bekerja buat elo, lo nggak perlu kerja lagi." Supri menjelaskan dengan penuh antusias sambil menunjukan diagram yang mirip piramida.
Sampe di titik itu, gue nyadar, Supri bukan berbisnis MLM, melainkan bisnis Money Game. Gue pun menolak secara halus, tapi Supri tetap memaksa gue buat ikutan. Karena risih sama paksaan dia, gue pun menjawab, "Oke.. Gue mau gabung."
"Serius?" Supri terlihat bahagia mendengar jawaban gue.
"Iya, dengan satu syarat."
"Apa itu?"
"Pinjemin gue modal. Kata lo kan nggak sampe sebulan modal gue bakal balik berlipat-lipat. Nah, kalo udah balik modal, gue balikin deh modalnya." Gue menjawab dengan santai.
"Nggak bisa. Nggak ada duit, Litt."
"Loh? Katanya penghasilan lo udah puluhan juta?" Gue coba untuk memojokkan Supri.
"....."
Supri tak menjawab, beberapa saat kemudian gue pamit ke toilet, namun gue nggak balik lagi. Gue takut kalo gue disugesti terus-terusan dan terpengaruh. Ditambah lagi, dia selalu menekankan bahwa dengan jadi downline dia, gue nggak perlu ngantor lagi dan nggak perlu nulis buku lagi. Lha? Emangnya gue mau makan apa? Betis gue sendiri?
Terus pas kemarin gue ngeliat foto ini, emosi gue membuncah. Soalnya gue nggak tega adik-adik sekolah yang polos ini di-brainwash juga buat ikut bisnis yang make skema piramida terkutuk itu.
So, sebelum semakin banyak orang yang terjerumus di bisnis yang salah, gue mau ngejelasin bahwa MLM itu bukan bisnis yang merugikan. Yang merugikan adalah bisnis Money Game yang menggunakan Skema piramida. Emang bedanya MLM sama money game apa? Yuk kita bahas.
MLM itu Fokus Utamanya Menjual Produk
Kembali gue tekankan bahwa bisnin MLM sebenarnya adalah bisnis yang potensial, tapi sayang banyak orang yang menjalankan Money Game dengan berkedok MLM. Padahal, MLM memiliki misi yang berbeda, meskipun secara struktur memang mirip dengan Skema Piramida.
Pada prakteknya, MLM fokus pada penjualan produk. Sehingga penghasilan yang didapatkan membernya adalah murni dari hasil penjualan produk, bukan dari perekrutan downline baru. Logika simpelnya begini:
Lo daftar untuk jadi member MLM, terus elo dapet beberapa produk, nah.. Lo jual deh produk-produk elo itu kepada konsumen. Dari hasil penjualan itu, elo dapet pembagian poin deh! Poin-poin itu yang nantinya dikonversi jadi duit bonus elo.
Yang bikin mirip sama skema piramida adalah MLM memperbolehkan elo untuk merekrut member lain untuk bekerjasama bareng elo. Nah, dengan member-member elo itu, elo bisa menciptakan sebuah grup yang misinya menjual produk dengan jumlah lebih besar. Tapi di MLM, jumlah member (downline) dibatasi. Sehingga nggak sama dengan bisnis money game yang bercabang terus dan terus di mana member yang paling bawah adalah member yang paling teraniaya. Di MLM, semua member harus bekerjasama menjual produknya sehingga bisa tercapai target penjualan yang berujung pada bonus yang akan didapat.
Kenapa bikin grup lebih direkomendasikan di MLM? Karena perusahaan bakal ngasih bonus jika hasil penjualan produknya mencapai target yang sudah ditentukan. Dan untuk mencapai target itu, tampaknya agak susah bila dilakukan sendiri. Tapi kembali diingat, lo nggak dapet penghasilan dari merekrut member, melainkan dari hasil pembagian keuntungan produk yang lo jual bareng member-member lo. Have you got the idea?
Money Game itu Menjual Mimpi
Nah, si kampret Money Game ini yang merugikan orang-orang awam. Karena mereka biasanya memberikan iming-iming hal-hal besar, mewah dan cepat didapat. Pastinya lo nggak asing dengan kalimat, "Mau punya kapal pesiar? Mau punya rumah seharga milyaran? Mau punya istri 20?"
Yak.. Mimpi-mimpi besar yang seakan-akan mudah tercapai itulah yang jadi amunisi para pelaku money game untuk menjebak para calon member (down-line)nya. Bagi mereka yang mudah terpengaruh, pastinya akan segera tergiur dan menjadi member. Tapi apakah prakteknya semudah itu? TIDAK!
Seperti gue bilang, Money Game tidak benar-benar menjual produk. Mereka lebih fokus menjual mimpi, di mana produknya itu hanya jadi formalitas belaka. karena member hanya akan mendapatkan keuntungan jika dia mampu merekrut member baru (harus membayar biaya registrasi yang tidak sedikit), bukan menjual produk doang.
Yang gue sayangkan, banyak pelaku money game yang menjual mimpi dan terkesan mencuci otak para calon member mereka. Sehingga orang yang terpengaruh malah jadi kayak orang yang terlalu optimis hingga mendekati sakit jiwa. Coba lihat contoh-contoh berikut:
Photoshop aja dulu, punyanya mah belakangan.
Ini mobil, apa Hajar Aswad? Banyak banget yang pengin nyentuh!
Tiap liat mobil, langsung pada rame-rame poto di sana. Seakan-akan mobil itu menjadi tempat berwisata.
Kasian kan, mereka punya semangat yang berkobar-kobar, tapi terjebak di bisnis yang sebenarnya tidak semudah yang mereka bayangkan.
Ini bibit penipuan namanya!
Kenapa tidak mudah? Karena jangankan untuk beli mobil mewah, untuk mengembalikan modal saja perlu perjuangan yang keras dan panjang. Apakah ada jaminan bahwa semua member akan sukses ataupun balik modal? TIDAK! Dengan skema piramida ini, bahkan bila orang di seluruh dunia jadi member perusahaan Money Game ini pun, nggak bakal cukup buat balikin modal seluruh membernya. Silakan cek skema berikut ini untuk penjelasan lebih lanjut.
Nah loh.. Paham kan? Misal pun orang di seluruh dunia sudah bergabung di bisnis Money Game, untuk mengembalikan modal seluruh member, kita masih kekurangan berpuluh-puluh milyar member lagi. Padahal jumlah penduduk bumi tidak sampai 10 milyar. Yang mau nombokin siapa? Penduduk akhirat?
Legalitas
Mengenai legalitas dari bisnis ini, untungnya pemerintah sudah mencetuskan sebuah undang-undang yang mengatur mengenai bisnis Money Game. Yak! Money Game, atau bisnis yang menggunakan skema piramida ataupun bisnis yang tidak fokus pada menjual produk melainkan fokus pada perekrutan member untuk mendapatkan hasil adalah bisnis ilegal.
Sanksinya juga nggak main-main loh.. 10 tahun penjara, dan/atau denda paling banyak Rp. 10 milyar. Hayoloh~
So.. Dengan menuliskan postingan ini, gue harap adek-adek yang masih lugu dan mau mencoba bisnis sendiri, bisa lebih jeli jika mendapatkan tawaran bisnis dari teman maupun saudara. Atau kalo perlu, silakan tunjukan tulisan ini kepada mereka yang sudah terlanjur terjebak agar mereka sadar bahwa yang mereka lakukan bukanlah cara yang benar untuk berbisnis.
Pokoknya, jangan mudah tergiur dengan mimpi-mimpi besar yang katanya bisa dengan mudah lo capai. Karena semua hasil itu akan setimpal sama usahanya. Nggak ada usaha yang mudah dengan hasil yang mewah. Kerja keraslah yang menghasilkan sesuatu yang "wah!".
Lo ada pengalaman tentang MLM atau Money Game? Silakan share di comment box biar temen-temen lain pada paham ya!
Lo ada pengalaman tentang MLM atau Money Game? Silakan share di comment box biar temen-temen lain pada paham ya!
Ciao!
References:
- Images from kaskus
- Idekerjadirumah.com
- roda2blog.com
Belum ada tanggapan untuk "MLM dan Money Game itu Beda loh!"
Posting Komentar