Pengerasan Arteri (Aterosklerosis) – Penyebab dan Gejala

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-jantung-koroner-jantungkoroner-penyakit

Penyebab pasti dari aterosklerosis tidak diketahui. Namun, faktor risiko untuk perkembangan dan progresivitas arterosklerosis telah diidentifikasi. Faktor risiko dapat dibagi menjadi faktor yang dapat diubah dan yang tidak bisa diubah. Faktor risiko yang dapat diubah adalah sebagai berikut:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Kadar kolesterol darah tinggi, terutama peningkatan kolesterol low-density lipoprotein atau kolesterol LDL (kolesterol jahat).
  • Merokok.
  • Diabetes.
  • Kegemukan.
  • Kurang olahraga.
  • Diet barat, dengan lemak jenuh yang berlebihan dalam daging, produk susu, telur, dan makanan cepat saji (Sindrom McDonald) dengan buah-buahan yang tidak memadai, sayuran, dan ikan.

Faktor risiko yang tidak dapat diubah adalah sebagai berikut:

  • Usia lanjut.
  • Laki-laki dan wanita yang belum menopause beresiko lebih rendah.
  • Memiliki kerabat dekat yang telah memiliki penyakit jantung atau stroke pada usia yang relatif muda (gen buruk, terutama dengan keluarga hiperkolesterolemia).
  • Ras: Orang Afrika dan Amerika memiliki tekanan darah tinggi di usia muda, hal ini bisa menyebabkan stroke dini, serangan jantung, gagal jantung kongestif, dan kematian.

Gejala Pengerasan Arteri 

Arteriosklerosis sering tidak menimbulkan gejala sampai lumen arteri yang terkena benar-benar menyempit atau benar-benar tersumbat. Gejala-gejala arteriosklerosis sangat bervariasi dan terkadang tidak menimbulkan gejala (dalam tahap awal penyakit) sampai serangan jantung atau stroke (ketika lumen arteri tersumbat). Henti jantung mendadak juga bisa menjadi gejala pertama penyakit jantung koroner.

Gejala juga tergantung pada lokasi arteri yang terkena arteriosklerosis.

  • Jika arteri koroner yang menyuplai jantung terpengaruh, orang tersebut bisa mengalami nyeri dada, sesak napas, berkeringat, dan kecemasan. Rasa sakit khusus dada (angina), atau kurangnya aliran darah ke otot jantung, umumnya terjadi ketika melakukan aktivitas dan menghilang saat istirahat. Secara klasik, angina adalah sensasi di tengah dada di mana dada terasa ketat, berat, atau tertindih. Namun, angina dapat terjadi saat istirahat dan menandakan adanya plak pembuluh darah jantung yang tidak stabil dan sewaktu-waktu dapat menyebabkan serangan jantung.
  • Banyak jenis nyeri dada yang bukan angina, termasuk sakit otot dan ligamen di dinding dada; cedera paru-paru yang mengelilingi jantung dan peradangan esofagus/kerongkongan, di mana esofagus ada di belakang jantung berjalan menuju lambung.
  • Jika arteri karotis atau arteri vertebralis yang memasok otak dipengaruhi oleh arteriosklerosis, orang tersebut bisa mengalami mati rasa, kelemahan, hilangnya kemampuan bicara, kesulitan menelan, kebutaan, atau kelumpuhan dari bagian tubuh (biasanya satu-setengah tubuh).
  • Jika arteri memasok kaki yang terpengaruh (penyakit arteri vaskuler), orang dapat mengalami sakit parah di kaki. Rasa sakit biasanya datang ketika seseorang berjalan dan hilang ketika ia berhenti berjalan (klaudikasio intermiten). Ketika penyakitnya parah, nyeri mungkin datang pada saat istirahat atau di malam hari. Jika kulit rusak, luka dapat terinfeksi dan tidak pernah sembuh serta berpotensi menyebabkan amputasi.
  • Jika arteri memasok ginjal yang terkena, orang tersebut dapat memiliki gejala tekanan darah tinggi atau dapat terkena gagal ginjal.

 

Pengerasan Arteri (Ateroskelrosis) – Halaman Selanjutnya : 1   2   3   4   5   6


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pengerasan Arteri (Aterosklerosis) – Penyebab dan Gejala"

Posting Komentar